Ada satu sistem operasi yang
karena seringnya menjadi sasaran serangan virus lalu menjadi korban promosi negatif, dengan berbagai macam label:
tidak aman, banyak celah keamanan, hanya untuk pengguna awam, dan seterusnya.
Biasanya, pihak yang menuding tersebut memosisikan dirinya sebagai
sistem operasi yang "aman” dengan berbagai macam argumentasi, seperti didukung
oleh komunitas, memiliki pertahanan berlapis, diprogram dengan memikirkan
faktor sekuriti, dan seterusnya.
Jika kita berbicara dalam
hal sekuriti, pada prinsipnya sistem operasi adalah buatan manusia, dan buatan manusia
tidak ada yang sempurna. Ini membuat sistem operasi tersebut selalu memiliki kelemahan
sehingga bisa diserang.
Jadi, sebenarnya pertanyaannya bukanlah tentang apakah suatu
sistem operasi bersifat aman atau tidak, tetapi apakah sistem operasi tersebut
cukup menarik untuk diserang atau tidak. Jika ada satu sistem operasi yang
menguasai pangsa pasar lebih dari 70%, sangat sulit membuat orang tidak
tertarik untuk mengoprek dan membuat malware untuk menyerang sistem operasi tersebut.
Asumsi ini dapat dibuktikan pada
sistem operasi Microsoft Windows yang menjadi sasaran virus di ranah PC. Pada
kenyataannya, sistem operasi Windows Mobile yang notabene juga keluaran Microsoft tidak diminati oleh pembuat malware.
Kalau di ranah smartphone, penguasa pangsa pasar
terbesar adalah si robot hijau Android yang notabene
menggunakan kernel Linux. Sistem operasi ini memang fenomenal karena dalam
beberapa tahun saja mampu menguasai pangsa pasar terbesar smartphone dunia dan terpasang di 200 juta perangkat per November
2011.
Penguasaan pasar yang sangat
besar oleh Android ini mengundang para kriminal yang ingin mendapatkan
keuntungan secara tidak baik dengan membuat malware.
Saat ini, dapat dikatakan Android adalah sistem operasi smartphone yang paling seksi dan menjadi incaran nomor satu pembuat
malware.
|